Saturday, October 25, 2008

Quiz Maniac




Your Love Life Secrets Are



Looking back on your life, you will have many true loves.

Although you may have been hurt before, you tend to bring very little scars into new relationships.
You prefer a quirky, unique person to be your lover. You're easy going about who you're with, as long as they love you back.
In fights, you speak your mind and don't hold back. You know you're right, and you can get quite angry about it.
A break-up usually comes as a shock to you. You always think things are going well.






Your Love is Based on Friendship



For you, chemistry doesn't really happen without compatibility.
Companionship and openness are the most important parts of your relationships.
Whoever you love should be your best friend.
And falling in love with a good friend is never out of the question.
Why your love can last: You only fall for people who you truly understand... and who truly understand you

Why your love can fail: Sometimes you don't admit how important physical chemistry is to you






Your Five Variable Love Profile



Propensity for Monogamy:

Your propensity for monogamy is medium.
In general, you prefer to have only one love interest.
But it's hard for you to stay devoted for too long!
There's too much eye candy to keep you from wandering.
Experience Level:

Your experience level is medium.
You probably have had a couple significant loves.
And you may have even had your heart broken.
But you haven't really dated a wide variety of people.

Dominance:

Your dominance is low.
This doesn't mean you're a doormat, just balanced.
You know a relationship is not about getting your way.
And you love to give your sweetie a lot of freedom.

Cynicism:

Your cynicism is low.
You are an eternal optimist when it comes to love and romance.
No matter how many times you've been hurt - you're never bitter.
You believe in one true love, your perfect soulmate.
And if you haven't found true love yet, you know you will soon.

Independence:

Your independence is low.
This doesn't mean you're dependent in relationships.
It does mean that you don't have any problem sharing your life.
In your opinion, the best part of being in love is being together.

Friday, October 24, 2008

Simple Question? Not really...

Simple Question but surely make me think hard!
1. Apa yg membuat kamu happy?
• Surrounded sama temen2 yg bisa menerima aku apa adanya, bukan ada apanya aku. Nga perlu jaim di depan mereka, mau kentut, mau ngupil, mau nyela, tapi semua penuh kasih sayang sesama teman. Kalo jelek ngomong jelek.. kalo bagus ngomong bagus.. Nga ada yg perlu sakit hati or harus be someone different.
• Have dinner or hang out with them
• Play game pc, main ke timezone or amazone
• Shopping donk.. belanja baju, sepatu, dvd, dll dsb…
• Santai di rumah nonton tipi, dvd or cuman baca buku/komik..
• Gawean kelar, nga bikin boss marah2…
• Gajian.. pastinya..
• Hunting Makanan Enak..
• Travelling [mau ke Lombok lagi.. or ke tempat2 yg belum pernah]

2. Apa yg membuat kamu ga happy?
• Being judge by someone.. Ih keki banget.. tapi aku jg sering gitu sih.. main feeling so good.. hohohoo
• Dimarahin ato jadi obyek kekesalan padahal bukan salah di aku…
• Bokek.. huahahahha
• Rumah berantakan gara2 males ato mesti betuliin rumah dari bocor, jamur, dll dsb..
• Berasa sendirian.. damn! i hate it...
• Harus mengikuti peraturan ato birokrasi atas nama ramah tamah/sopan santun/norma2 yg ada..
• Ktemu orang lelet, nga bisa ambil keputusan trus suruh gw ambil keputusan.. tapi kalo salah.. malah kena omel.. aarghh...
• Ktemu orang yang arogan and memandang rendah diriku.. walaupun gw tau kalo gw pendek.. tapi ihhh bete..

3. Apa yg kamu harapkan dari seorang pacar/partner?
• Siap menjadi pendengarku.. karena aku bawel banget kalo udah kesel sama sesuatu..
• Bisa calm me down.. ketika gw lagi emosi jiwa..bukan bikin gw tambah emosi jiwa...
• Bisa ngemong kalo gw lagi bertingkah ataupun punya pemikiran seperti anak2
• Make me laugh.
• Nerima aku apa adanya.. bukan adanya apa…[egois nga?]
• Sama hobby/interest.. misalnya hunting makanan enak yg murah meriah, kadang mahal jg gpp. Hunting film2 seru, main2 game, baca buku, sport bareng, travel bareng, masak bareng dll dsb..
• Bisa akrab sama keluarga ku & teman2ku..[ini cukup penting]
• Nga Lelet / telmi, and bisa bantu aku ambil keputusan.. karena aku orangnya plin plan.

4. Apa yang membuat kamu takut?
• takut sakit hati..
• takut make same mistake twice.. nga siap dicap donkey hikz
• takut geledek yg gede banget n super kodok yg bisa lompat... arrrghhh...
• kehilangan orang-orang yang gw sayangin/cintai
• and paling takut dengan kesepian..[something i have to learn it now..]

So far baru itu.. mungkin nanti ada tambahannya :D

Thursday, October 23, 2008

Terbuai Andy F Nova

2 Minggu ini...
Gw sempet terbuai dengan semua kemanisan hidup dengan mudahnya gw dapat sekarang.
kebebasan, materi, kesenangan, hura-hura, dll dsb..
Dan lupa dengan apa yg gw sudah miliki.. yg sudah lebih dari cukup.. tapi gw nga pernah berasa puas...

somehow banyak teman2 yang mengingatkan ku kembali..
agar tak lupa dengan apa yg sdh kita miliki..
dan mensyukuri yang telah ada... sekecil apapun...
dan belajar merelakan dan ikhlas pada apapun yg telah terjadi di hidup ini..

kembali lagi gw di-ingatkan dengan cerita andy nova ini..
dan gw pengen bisa berbagi dengan kalian semua..

be grateful what you have today..
and thanks for all my friends...
kalian benar2 trully friends

menamparku kalo gw buta biar melek lagi..
tapi tetap mendampingiku walaupun aku telah berbuat ngawur..

thanks ya.. love you all

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
From:milis (Catatan Andy F Noya) " Kaca Spion "

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said,Jakarta. Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana. Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda?

Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah. Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang.

Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi. Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia . Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA. Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan Metro TV.

Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.

Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya . Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah. Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya.

Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang sebenarnya sia-sia.. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil datang. Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju. Sebagai
gambaran, ongkos menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu.. Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit itulah kami ? ibu, dua kakak, dan saya ? harus bisa bertahan hidup sebulan.

Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan
uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan. Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?

Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba.. Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang kaya. Untuk menyalurkan kebencian itu, sering sayamengempeskan ban mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya.. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.

Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati nurani. Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti. Kegundahan itu saya utarakan kepada istri.

Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya.

Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, "Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras."

Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat. Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi sensitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.. Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif.. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak.

Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh.

Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok. Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion. Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung. Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang anak terpaku membisu.Pucat pasi.

Hati yang panas segera luluh. Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul. Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.

Regards,

Sidi Iswadi

--
cheerz
JoChan
www.darkphoenixstudio.blogspot.com

Wednesday, October 15, 2008

PACAR dan SAHABAT!

KRITERIA UTAMA :
1. Bisa Dipercaya alias TRUST
2. Menerima APA adanya bukan ADAnya apa..

and semua itu perlu WAKTU/TIME buat membuktikannya...

how bout u all? apa kriteria PACAR and SAHABAT menurut versi kamu??

Monday, October 13, 2008

INSTINCT!!

comfortable.........
afraid n scare
kiss hug.............
orgasm.......
faked...
grow up......
childish.....
blind...
hurt...
cried....
logic....
bla.. bla.. bla...

i follow my Instinct...

Sunday, October 5, 2008

Muka Rambo Hati Rinto..

Hasil nongkrong di suatu tempat di area wahid hasyim dengan mata bengkak akibat hal2 yg nga penting dianggap penting.. [iklan banget nga yah??]

1 . Chemistry make u BLIND!!
2. TUJUAN LO APA??
3. Santai Aja

The 3 words came out from my mouth..
sok wise about love.. and so failed to do it...

ARRGFHHRHHRHRH...
what a lousy holiday!!